13 Nov 2014

Salitis: The Return part 1

Disebuah negara jauh di barat sana, terdapat sebuah negara yang makmur yang bernama Brittania. Disana terdapat sebuah kota yang memiliki sebuah pelabuhan yang besar yang setiap harinya ribuan kapal berlabuh disana. Banyak para pedagang dari seluruh dunia berkumpul dan bertransaksi disana. Selain itu ada pula kapal-kapal yang mengangkut para budak dari negara lain untuk diperdagangkan. Para budak diperlakukan bagaikan hewan, mereka dijual dengan cara dilelang. Bagi yang berani bayar setinggi-tinggi nya, maka dia berhak mendapatkan budak tersebut. Bisnis jual-beli budak adalah yang paling banyak diperlakukan, karena keuntungannya sangat besar dibandingkan berdagang bahan pangan dan sandang.

Keuntungan jual-beli budak saja hanya untuk penangkap budak, dan pemilik pelelangan. Budak bagaikan hewan, mereka tidak mendapat apa-apa, hanya kenyataan pahit yang mereka dapatkan. Jika mereka mati, maka mereka dibuang begitu saja. Perbudakan juga tidak mengenal usia dan jenis kelamin, untuk budak yang masih muda mereka yang paling laris, apalagi jika budak itu wanita muda yang cantik pasti harganya akan sangat mahal, karena budak wanita muda akan dijadikan wanita penghibur dirumah bordil, atau menjadi dayang-dayang.

Tapi semuanya akan berubah pada negeri itu, pada suatu ketika tibalah sebuah kapal yang berasal dari negara kaya. Kapal itu membawa bermacam-macam barang dagangan, mulai dari pakaian, bahan makanan, peralatan, perhiasan, hingga hewan ternak. Akan tetapi di kapal itu terdapat sebuah peti kayu sepanjang 2 meter, peti itu terdapat ukiran-ukiran kuno dan terlihat seperti sudah berumur ratusan tahun. Peti itu dibawa oleh pengusaha sukses yang memiliki kapal itu, kapal itu bukanlah satu-satunya miliknya. Dia masih memiliki puluhan kapal dagang lain, jika salah satu kapalnya dirampok para bajak laut, dia tidak akan pusing, akan tetapi jika kapal yang membawa peti misterius itu dirampok maka dia akan marah besar, karena dari isi peti tersebutlah dia bisa sangat sukses seperti sekarang.

"Angkat peti itu! Hati-hati jangan sampai jatuh dan rusak." perintah orang besar yang berkumis tebal itu. "Argh, sombong sekali orang itu, padahal beberapa tahun lalu, dia sama saja seperti kita" hardik seorang yang berbadan tinggi kurus. "Iya-ya, kenapa dia bisa sukses seperti itu ya?" tanya seorang lagi kepada 3 temannya itu, "Sudahlah, kita tidak usah iri dengan kesuksesannya, nanti dia dengar, kita akan dipecat, bahkan dibunuh" kata seseorang lagi yang sambil mengangkat peti itu. "Hei kalian, jangan kebanyakan ngobrol, cepat angkat peti itu kedalam kereta kuda" perintah si pria dengan kumis tebal tersebut.

Setelah peti itu berada didalam kereta kuda, maka kereta kuda itu melaju kearah pusat kota. Peti itu akan dibawa ke rumah seorang yang sangat berpengaruh dikota itu dia bernama Sir. Louis Stanford. Dia adalah seorang saudagar kaya, dan juga pejabat di negara itu, walaupun dia sudah sangat sukses karirnya dan juga usahanya, dia masih berambisi untuk lebih dari itu.Walaupun dia orang yang bekerja di pusat kota akan tetapi rumah Sir. Standford berada diluar pusat kota, waktu yang ditempuh untuk sampai rumahnya adalah 5 jam dengan menggunakan kereta kuda.

Tengah malam sudah menyahut, terang bulan tertutup oleh awan, angin saat itu terasa dingin. Terdengar suara kereta kuda tidak jauh dari rumah itu, kereta yang memiliki 4 ekor kuda untuk menariknya itu akhirnya sampai pada tempat tujuan. "Ah, sampai juga ternyata. cepat masukan barang itu kedalam ruangan itu" tuan Stanford memerintah sambil menunjuk ke arah pintu yang berada di bagian belakang beranda rumah. "Jika sudah selesai, masuklah kedalam. Para pelayan sudah menyiapkan banyak santapan untuk kalian, lalu kalian bisa tidur di kamar yang sudah disiapkan" undangnya.

Dua jam berlalu, para pekerja yang mengangkut peti itu pun tertidur pulas setelah menyelesaikan pekerjaannya, dan juga menyantap hidangan yang sudah disiapkan. Terlihat tuan Stanford masuk kedalam ruangan yang berisi peti itu, didalam dia membuka peti itu. Peti itu terbuka, lalu keluar aura yang sangat dingin saat itu juga, tuan Stanford terlihat ketakutan saat itu, tapi dia juga mencoba utnuk bersikap tenang. Didalam peti itu muncul sesosok pria tinggi yang memiliki fisik seperti monster, dia berwajah putih pucat, memiliki kuku-kuku yang panjang, serta memiliki rambut yang panjang sampai bahu. "Tuan Salitis, perkenalkan nama hamba Louis Stanford. Hamba disini adalah pengikut ajaran anda, hamba siap menjadi pelayan anda." berkata Stanford sambil bersujud kehadapan Salitis. Salitis pun tidak menjawab, dia hanya menatap ke langit-langit ruangan yang gelap itu, sambil menarik nafas dan menghembuskannya kembali dia pun tersenyum dan berkata "Sudah 3 tahun ya? Hahahaha".

Bersambung

Tidak ada komentar: