19 Okt 2015

Oknum?

sumber: http://www.bola.net/tag/suporter-indonesia/

Kemarin adalah hari Minggu tanggal 18 Oktober 2015, hari dimana pertarungan sengit antara Marquez, Lorenzo, Rossi, dan si kejutan besar Iannone yang berhasil merebut podium ke 3 pada race moto gp edisi Phillip Island, Australia.

Tapi bukan mau bahas moto gp sekarang, tapi mau bahas final piala presiden 2015 antara Persib Bandung vs Sriwijaya FC yang diselenggarakan di Stadion Nasional Gelora Bung Karno. Seperti yang sudah kita tahu persaingan antara Persib dan Persija sudah mendarah daging sekali. Sebenernya bukan rivalitas antara klub nya yang menarik untuk dibahas, akan tetapi rivalitas antara supporternya.

Ketika diumumkan beberapa hari sebelum final digelar di GBK, banyak Jakmania sebutan dari pada fans Persija Jakarta yang kebakaran jenggot. Yah, karena kota kecintaan mereka akan dijadikan tempat final yang akan dimainkan rival mereka. Mulai dari hashtag #tolakPersibMainDiJakarta berseliweran di twitter, sampai balasan hashtag dari fans Persib yang berbunyi #MakanyaMasukFinal.

Sehari sebelum final digelar sudah banyak gerakan dari pada 'oknum' yang melakukan sweeping, banyak dari mereka yang ternyata masih anak sekolahan, tak banyak juga yang jadi korban adalah salah sasaran, mulai dari bis antar kota, hingga mobil milik polisi dan tentara. Entah, apa tujuan mereka melakukan itu? Sedangkan yang katanya petinggi, yang seharusnya menjadi contoh baik untuk adik-adik oknum ini, malah melakukan provokasi, yang tentu saja diamini secara buta oleh adik-adik yang masih dibawah umur itu.

Miris memang, seharusnya saat masih muda dan memilik banyak energi, tapi sangat disayangkan malah disalurkan ke hal yang negatif seperti itu. Ketika banyak oknum yang ditangkap oleh polisi, hanyalah dianggap oknum. Tapi untungnya hal yang ditakutkan tidak terjadi, karena polisi sangat cakap dalam menangani kejadian yang bisa berdampak kerusuhan besar itu. Bukannya lebay, tapi itulah faktanya. Ketika fanatisme yang sudah berlebihan bisa menimbulkan konflik horizontal jika tidak dilakukan tindakan preventif.

Diakhir kata, dengan berakhirnya turnamen piala presiden ini, semoga para elite sadar, betapa masih dicintai dan diminati olah raga sepak bola di negeri tercinta ini. Dan bukan hanya mengadakan turnamen saja, akan tetapi bisa menghidupkan kembali kompetisi. Ketika PSSI dibanned oleh Fifa, karena adanya intervensi pemerintah, seharusnya kita juga bisa melawan tindakan FIFA yang bisa diintervensi oleh FBI atas kasus Korupsi hahaha.. VIVA INDONESIA~ SALAM DAMAI~

Tidak ada komentar: