2 Mar 2016

Tales of Ferdia: Chapter 20

CHAPTER 20
MATA, DAN TELINGA PART 2

==================

# Pov Pjerre Swanhill #

"Lihat Pi, simbol apa ini??" tanya Bowie sambil menunjuk belakang surat yang kubaca.

"Hmm, simbol dua buah mata dan 2 buah telinga, aku belum pernah lihat ini sebelumnya.." kataku sambil membalik surat yang kubaca itu.

"Mungkin itu adalah tujuan kita, kita harus mencari simbol itu Pi.." kata Bowie agak bersemangat..

"Yah, kau benar.. Tapi, tujuan pertama kita adalah Redshore, kita harus cari perahu untuk menyebrang." ajakku.

Kami melanjutkan perjalanan kami menuju Redshore, setelah beberapa jam perjalanan telah kami tempuh sampailah kami ke tempat itu. Redshore adalah sebuah kampung nelayan yang tidak begitu besar, tidak ingin berlama disini kami langsung mencari kapal yang bisa kami tumpangi, beruntunglah pada saat itu ku temui seorang nelayan yang ingin menyebrang ke Moreland.

"Paman.. Boleh kah kami menumpang ke pulau seberang?" tanyaku kepada paman nelayan yang sedang sibuk mempersiapkan peralatannya.

"Hmmm, boleh saja, tapi tidak gratis nak.." jawabnya agak ketus.

"Tenang saja paman, kami akan bayar kok" kataku menyanggupi permintaannya.

"20 penny* untuk 1 orang, totalnya 40 penny" jawabnya.

"Baiklah..." jawabku kembali sambil menghitung uang yang ku punya.

Mahal sekali, masa untuk menyebrang kesana saja harus membayar 40 penny, 40 penny lebih dari cukup untuk hidup selama 1 bulan.. Untung saja aku memiliki tabungan, kalau tidak sirnalah harapan kami untuk menyebrang. Setelah membayarnya, aku dan Bowie langsung menaiki perahu tersebut, perahu tersebut tidaklah besar dan juga tidak kecil, ukurannya sedang. Sebenarnya dari Redshore ke Windsor tidaklah jauh hanya 1 hari 1 malam perjalanan, akan tetapi aku tidak ingin kembali kesana, aku tidak ingin membahayakan bibi ku dan keluarga kak Lisa.

Setelah, 1 jam kami terombang-ambing di lautan, sampailah kami ke pulau Moreland, sebuah pulau yang tidak dibawah kekuasan Kerajaan Ferdia. Pulau Moreland adalah sebuah duchy yang memiliki dua buah county yaitu Gwyifur, dan Peswyn. Pulau Moreland dikuasai oleh seorang dengan gelar Duke, aku tidak tahu namanya, yang jelas tujuan kami adalah Gwyifur.

"Terima kasih paman, oh iya kira-kira dimana Gwyifur berada.." tanyaku

"Kalian lihat mercusuar itu?? Kalian pergilah kesana, setelah itu ikuti saja jalan yang ada disana, nanti kalian akan sampai ke Gwyifur.." jawabnya mencoba menjelaskan kepada kami.

"Terima kasih paman.." kataku sambil berpamitan..

Dengan petunjuk dari paman nelayan itu, kami segera berjalan menuju mercusuar, disana kami temui sebuah jalan, dan kami berjalan ke arah timur dan mengikuti jalan yang ada. Setelah sekita 20 menit sampailah kami di Gwyifur, ternyata ini adalah sebuah desa yang cukup ramai. Tapi bagaimana cara menemukan orang yang bernama Davis?.

"Lihat itu Pi, disitu ada penginapan, lebih baik kita makan dan beristirahat dulu.." ajak Bowie kepadaku.

"Benar juga kau Bow, aku memang sudah lapar dan lelah sekali.."

Kami berduapun langsung menuju sebuah penginapan itu, sesampainya disana kami langsung mencari meja makan dan memesan makanan, kami memesan sebuah pie apel dan segelas air. Sesampainya makanan tersebut kami langsung melahapnya sampai habis. Enak sekali rasanya, sudah lama aku tidak makan pie apel buatan bibiku, dan rasa pie apel disini tidaklah jauh berbeda dengan buatan bibi ku.

"Wah, kalian lahap sekali makannya.." tanya seorang bibi pemilik penginapan.

"Terima kasih bi, rasanya enak sekali" jawab Bowie.

"Iyaa, seperti buatan bibi ku di rumah.." sambungku.

"Kalian bukan berasal dari sini ya? Ada urusan apa ke tempat ini?" tanyanya.

"Hmmm, kami sedang melakukan pencarian bi, apakah bibi kenal dengan seorang yang bernama Davis??" tanyaku.

"Davis?? Ada banyak yang namanya seperti itu.." jawabnya

"Hmmm, apa bibi tahu simbol ini???" tanyaku.

Akan tetapi belum sempat aku memperlihatkan simbol itu, Bowie langsung mencegahku. Dan Bowie pun langsung membayar makanan kami, dan menarikku keluar penginapan itu..

"Ada apa? Kenapa kau mencegahku??" tanyaku heran.

"Aku rasa kurang bijak jika kita perlihatkan simbol tersebut.." jawab Bowie.

"Maaf, kau benar Bowie.. Aku tidak berpikir kesana.." kataku menyesal.

"Aku kenal dengan orang itu.." kata sesorang pria berkepala plontos yang tiba-tiba menghampiri kami.

"Siapa anda??" tanya kami heran..

"Perkenalkan namaku Davis.." jawabnya ramah.

"Aku sudah menunggu kalian dari tadi, aku sudah dikabari kawanku Wolfrum.." sambungnya kembali..

"Ahh, sepertinya anda memang Davis yang kami cari.." kataku

"Anda tahu, simbol apa ini??" tanya Bowie sambil menyerahkan surat yang dia rebut dari ku sebelumnya.

"Ahh.. Tentu saja, itu adalah simbol perkumpulan kami.. Kalian ikutlah dengan saya.." ajaknya.

Lalu kami mengikuti orang tersebut, dan disana sudah disiapkan 3 ekor kuda, dan masing-masing dari kami mengendarai kuda tersebut dan berjalan menuju arah timur. Sampailah kami disebuah kuil kuno, disana sangatlah sepi sekali, karena kuil tersebut berada di dalam hutan yang sangat jauh dari pusat keramaian. Lalu kami pun turun dari kuda yang kami tunggangi, dan dengan segera kuda tersebut pergi dari tempat itu. Aku pun heran melihatnya, apakah dia datang dari sini membawa kuda? Tapi dimana dia menyimpannya? Atau dia mencuri kudanya di kota, dan menuju ke kota dengan berjalan kaki?

"Ayo.. Masuklah.." ajaknya.

Kami langsung mengikutinya masuk kedalam kuil tersebut, didalamnya hanyalah ada sebuah patung dewa, lalu pria yang bernama Davis itu langsung menuju kearah patung tersebut dan menyenderkan kedua tangannya disana, kemudian dengan segera patung tersebut bergeser kebelakang, dan dibawahnya terdapat sebuah tangga menuju bawah tanah.

"Lihat itu Pie, dia mendorong patung tersebut.. Kuat sekali.." kata Bowie penasaran.

"I..ya aku juga heran, apa patung itu tidak berat ya?" aku pun keheranan juga.

"Nah, ayo ikuti saya..." ajaknya.

Kemudian kami menuruni tangga tersebut, dan ketika kami sudah berada di dalam, Davis langsung menyentuh tembok yang ada di sebelah kanannya, dan tiba-tiba terdengar suara patung itu bergerak kembali menutup lubanya, keadaan pun menjadi gelap, tidak lama kemudian keadaan menjadi terang karena obor-obor yang menempel di tembok menyala secara automatis.

Kami terus menuruni tangga tersebut, ternyata tangga tersebut berbentuk spiral, kami menuruninya terus, sepertinya kami menuju jauh kedalam. Tidak berlangsung lama, sampailah juga kami ke sebuah ruangan yang luas, kami langsung dihadapkan dengan pemandangan yang belum kami lihat, disana banyak sekali orang yang berkepala plontos, sama seperti Davis. Dan jauh diseberang kami terdapat sebuah ukiran simbol aneh itu yang terpahat di tembok.

"Selamat datang di Brotherhood of Shadow.. Kami adalah mata dan telinga, ketika kami bekerja kami tidak berhak menggunakan mulut dan lidah kami, hanya mata dan telinga yang boleh kami pergunkan.." jelasnya.

"Kalian ini sebenarnya siapa?" tanyaku heran.

"Kami adalah mata-mata, kami berada dimana saja, tenanglah kalian aman disini, tidak ada yang tahu lokasi ini kecuali kami." jelasnya kembali.

"Apakah Baron Wolfrum juga termasuk??" tanyaku.

"Tidak.. Dia bukanlah anggota kami, tapi dia termasuk jaringan kami, bisa dibilang kami saling menguntungkan satu sama lain.."

Aku tidak begitu paham apa yang dia maksud, tapi aku heran siapa orang yang dibilang Baron Wolfrum kemarin yang katanya memiliki kendali di Kerajaan Ferdia. Tapi aku tidak mau menanyakan hal tersebut, sepertinya tidak akan dijawabnya.

"Nah, kalian akan tinggal disini. Kalian tidak akan bersantai-santai saja disini, kalian juga harus belajar.." pintanya.

"Belajar? Apakah kami akan menjadi mata-mata??" tanya Bowie.

"Itu pilihan kalian, yang jelas kalian tidak akan menyesal.." kata David

"Yah.. Sepertinya kami tidak ada pilihan, lebih baik kami berada disini, dibandingkan menjadi buronan." jawabku.

"Nah.. Kalau begitu, kalian secara resmi menjadi seorang murid disini, yang berada disini semua sudah berada disini dari bayi, kami semua adalah anak yatim piatu korban perang, kami dari bayi sudah diambil lalu dirawat dan dididik disini, kehidupan kami adalah organisasi ini. Tapi kalian adalah orang yang spesial, kalian tidak perlu lama-lama tinggal disini.." jelasnya.

Aku dan Bowie pun setuju dengan itu, kami akan belajar disini selama 3 tahun. Semoga saja selama 3 tahun ini, bibi ku dan keluarga ka Lisa baik-baik saja. Dan aku juga berharap kak Josef tidak kenapa-napa. Dan juga Jen, sepertinya kita tidak akan berkomunikasi selama 3 tahun kedepan.

"Nah.. Saatnya untuk menggunduli kepala kalian" pintanya..

BERSAMBUNG~

*Penny = koin yang terbuat dari tembaga, mata uang dengan nilai terkecil, 50 penny = 1 keping perak, dan 50 keping perak = 1 keping emas

Tidak ada komentar: