Kisah yang saya tulis ini adalah hasil dari imajinasi saya sendiri dan tentu saja ada inspirasi dari kisah lain
Pada zaman dahulu kala, sekitar 4000 tahun yang lalu Dewa Ra atau yang dikenal juga dengan dewa matahari bagi kaum Mesir kuno turun ke Bumi untuk mencari seorang istri manusia. Tentu saja tanpa sepengetahuan istri-istrinya dewi Hathor, Mut, dan Geb. Tujuan dewa Ra mencari keturunan dari manusia tidak lain adalah untuk memimpin dunia nantinya, agar manusia bisa hidup dengan damai dan bisa terus menyembah para dewa-dewa.
Wanita yang beruntung dinikahi dewa Ra adalah wanita muda namun cantik yang hidup sederhana didaerah pinggir sungai nil bernama Hemetre. Dia saat itu masih berusia 16 tahun, tentu saja Hemetre tidak menolak ketika dilamar oleh dewa Ra yang saat menyamar menjadi pemuda yang tampan dan gagah. Mereka menikah dengan sederhana, kedua orang tua Hemetre sedih bercampur senang karena putri satu-satunya diambil oleh pria asing yang tidak mereka kenal. Akan tetapi kedua orang tuanya percaya kepada pemuda tersebut, karena pemuda tersebut tidak terlihat seperti pria jahat, wajahnya bercahaya dan suaranya sangatlah bijaksana bagaikan seorang raja. Kedua orang tua Hemetre di berikan emas yang banyak oleh pemuda tersebut, sehingga kedua orang tua Hemetre bisa pindah ke rumah yang lebih besar dan tidak perlu bekerja keras lagi diladang.
Sudah 3 bulan mereka menikah dan selalu bersama, pria muda yang mengenalkan diri dengan nama Rahotep itu tiba-tiba pergi dengan alasan akan ke negara seberang untuk berdagang bersama caravannya. Hemetre yang sedang hamil 2 bulan itu tentu saja sedih karena harus ditinggal oleh sang suami. Rahotep berjanji akan kembali 6 bulan berikutnya dan akan berada disisi Hemetre saat persalinan berlangsung. Janji hanyalah janji Rahotep tidak kunjung kembali sampai waktunya Hemetre melahirkan putra mereka. Setelah proses persalinan itu Hemetre mendapatkan kabar yang menyedihkan bahwa Rahotep dan caravannya dirampok oleh segerombolan bandit dan tewas seketika. Tentu saja kabar itu tidak sepenuhnya benar, Rahotep adalah seorang dewa Ra yang hidupnya bukan di Bumi dan harus kembali menjadi dewa Ra karena itulah wujud sebenarnya. Dan mayat Rahotep dan anak buahnya yang ditemukan hanyalah ilusi ciptaan Ra, hal seperti itu adalah perkara mudah bagi dewa.
Mendengar kabar buruk tersebut Hemetre yang baru saja melahirkan putranya yang bernama Salitis sangat sedih, dia memutuskan untuk pulang ke rumah kedua orang tuanya. Setelah pemakaman mantan suaminya Rahotep, Hemetre berjanji akan mengurus anaknya menjadi anak yang sehat, pintar dan berbakti kepada orang tua, negara dan para dewa. Sebelum kepergian Rahotep mereka berdua sudah saling berjanji dengan hal tersebut. Enam tahun berlalu, Salitis kini tumbuh menjadi anak yang pintar dan sehat, Salitis sudah pintar berjalan saat usia 7 bulan, dan pintar bicara saat usia 13 bulan. Ajaib memang, para tetangga Hemetre percaya bahwa Salitis adalah utusan dewa karena pada saat kelahirannya, keadaan diluar saat itu sangat janggal, dimana matahari cahaya bersinar sangat terang akan tetapi suhu saat itu tidak lah panas dan fenomena-fenomena alam lainnya.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar