Kisah yang saya tulis ini adalah hasil dari imajinasi saya sendiri dan tentu saja ada inspirasi dari kisah lain
Enam tahun berlalu, Salitis muda kini tumbuh menjadi anak yang sehat, dan pintar. Pada usia 3 tahun kakek nya sering mengajak Salitis ke pasar, untuk mengajarinya hal-hal yang baru. Salitis pun senang dengan hal tersebut, sehingga pada usia 6 tahun ini Salitis sudah pintar untuk membaca, menulis dan berhitung. Bahkan dia sudah dianggap ahli ilmu-ilmuan oleh sekitar, dan dikenal dengan anak yang Jenius.
Mendengar hal tersebut pihak kerajaan memanggil Salitis ke istana kerajaan, Salitis datang ditemani dengan ibu, dan kakek nenek-nya. Ketika bertemu dan berbincang dengan Salitis, raja pun terkagum dengan kecakapan dan kehebatan Salitis dalam ilmu berpolitik dan ilmu perang. Darimana anak ini belajar hal tentang ini, bertanya raja kepada Kakeknya. Kakeknya tersenyum dan berkata kepada raja, bahwa Salitis senang saat diajak ke daerah perdagangan, disana banyak orang asing yang bisa diajak berbincang. Sang kakek pun berkata kepada raja bahwa Salitis pun fasih berbicara bahasa asing. Mendengar hal tersebut raja pun terkagum, dengan senang hati saat itu juga raja mengumumkan bahwa Salitis adalah anak angkat raja, dan raja sangat berharap saat dewasa nanti Salitis bisa menjadi orang yang berguna bagi kerajaan.
Sepuluh tahun berlalu, setelah Salitis diangkat anak oleh raja kini Salitis sudah menjadi pria dewasa. Pada usia 13 tahun Salitis berduka ditinggal kakeknya yang meninggal karena sakit. Setahun berikutnya nenek nya menyusul sang kakek. Kini Salitis hanya tinggal berdua bersama ibunya Hemetre, seperti biasa Salitis yang kritis selalu berjalan-jalan ke pusat keramaian, tidak jarang dia pergi ke istana untuk bertemu raja yang tidak lain adalah ayah tirinya. Karena sudah memasuki usia dewasa, raja meminta Salitis untuk tinggal diistana bersamanya, raja yang saat itu mempunyai putri yang berusia lebih muda sedikit dari Salitis ingin menikahkan Salitis dengan putrinya. Oleh karena itu, Salitis diminta untuk tinggal di istana saja, mendengar permintaan itu Salitis pun bersedia.
Salitis bertanya kepada ibu nya apakah Salitis boleh pindah ke istana, mendengar hal itu ibunya menjawab tidak boleh. Karena ibunya tidak mau hidup sendirian, Salitis yang mengerti akan maksud ibunya pun meminta kepada raja, bahwa ibunya harus ikut tinggal diistana, sang raja pun setuju dengan permintaan tersebut. Minggu berikutnya setelah mereka mengurusi perkebunan yang dipunya, mereka pun pindah. Mereka pindah meninggalkan kota kecil tersebut, perkebunan dan peternakan yang sudah dibangun oleh kakeknya diberikan kepada sepupu ibunya dan mereka pun pergi ke istana.
Salitis pun akhirnya dinikahkan dengan putri raja, yang bernama Hetepheres. Menyaksikan pernikahan anaknya, Hemetre pun bahagia bercampur sedih, bahagia karena anaknya sudah menjadi pria dewasa, dan sedih karena anaknya pasti akan lebih mencintai istrinya daripada ibunya. Dilema tersebutlah yang ibunya tanggung sampai akhir khayatnya nanti.
Setelah 20 tahun menikah dan dikaruniai 2 orang putra, dan 3 orang putri, serta sudah menjadi raja mengganti posisi ayah tirinya sekaligus mertuanya yang sudah lama meninggal. Kini Salitis menjadi raja yang hebat, akan tetapi dia kurang bijaksana dalam memerintah. Salitis sudah memenangi banyak perang, serta daerah kekuasaannya yang sudah menjadi berlipat-lipat luasnya dibandingkan yang dulu kin menjadi raja yang sombong. Seakan lupa dengan nasihat dari ibu dan kakek-neneknya, Salitis kini menjadi orang yang sangat berbeda dari yang dulu, sepeninggal ibu nya yang meninggal karena sakit beberapa tahun lalu, Salitis pada saat itu pun berubah sifatnya karena pengaruh dari orang-orang sekitar yang kehidupannya sangat mewah dan jauh dari kesan sederhana.
Melihat anak manusianya diselimuti kejahatan dewa Ra bertekad turun kembali ke bumi untuk menghapus keberadaan anaknya itu dengan cara membunuhnya, karena Salitis sudah dianggap gagal menjadi apa yang diharapkannya, bahkan Salitis sama sekali tidak pernah beribadah menyembah dewa setelah ibu nya meninggal. Akan tetapi Ra tahu bahwa Salitis itu memiliki kemampuan yang hebat sebagai manusia setengah dewa. Ra tidak bisa begitu saja turun ke bumi untuk membunuh Salitis, oleh sebab itu Ra turun ke bumi dengan cara menyamar jadi seorang pendeta yang suci.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar