5 Feb 2016

Tales of Ferdia: Chapter 15

CHAPTER 15

HANTU

============
#Pov Selir Raja

Aku adalah seorang selir dari raja, tugas ku adalah membuatnya senang, apapun itu. Akan tetapi terkadang beliau kasar denganku, bukan hanya denganku saja tapi dengan selir-selir lainnya. Aku berasal dari sebuah desa di daerah pegunungan, aku dijadikan selir saat usia ku 15 tahun. Saat itu aku tidak tahu apa-apa, ketika orang tua ku diminta izin agar aku boleh bekerja di istana.

Pada awalnya aku mengira akan bekerja menjadi pembantu disana, tapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Disana banyak wanita yang berusia lebih tua dari ku, aku yang paling muda disana. Mereka semua banyak mengajari aku yang tidak berpengalaman ini, perasaan ku saat itu sangatlah senang sekali, karena mereka sangat ramah terhadapku, bahkan aku menganggap mereka semua sebagai kakak ku sendiri.

Pada akhirnya tibalah tugas pertamaku untuk melayani raja, pada awalnya aku sangat takut karena aku memang belum pernah melakukan hal tersebut. Tapi dia dengan ramah menenangkanku, melihat sosoknya yang begitu dewasa membuat ku jatuh cinta, yah dia adalah cinta pertamaku. Setelah beberapa tahun ku melayaninya, makin lama sifatnya berubah, aku tidak dianggap sebagai manusia, aku hanya dianggap sebagai boneka saja. Mungkin beliau sudah bosan denganku, karena seiring waktu terus bermunculan selir yang baru, yang lebih muda dan cantik tentunya.

Aku yang sudah bekerja melayaninya lebih dari 5 tahun sudah tidak sanggup lagi dengan perlakuan kasarnya, tapi demi kedua orang tua ku dan adik-adik ku di desa aku harus tetap bekerja disini. Untuk mengatasi kejenuhan terkadang aku datang ke sebuah bar untuk menenangkan diri. Sampai pada hari itu dimana aku bertemu dengan seorang pria, seorang pria yang bisa membuatku jatuh cinta untuk kedua kalinya.

"Hai, kau sendirian saja??" sapanya ramah kepadaku.

"Ya..." jawabku acuh tak menghiraukannya.

"Hmm, maaf.. Tapi kenapa kau tampak sedih? Nanti kecantikanmu luntur loh" katanya mencoba menghiburku.

"Bisakah anda tidak mengganggu ku?" kataku sambil bergegas pergi dari tempat itu.

Aku pun pergi dari tempat itu, aku butuh ketenangan dan aku benar-benar tidak mood saat itu. Namun ketika ku sedang berjalan pulang pria tersebut mengejarku.

"Heii tunggu, ini sapu tanganmu tertinggal.." katanya sambil terengah-enga kelelahan..

"Ahh terima kasih.." sambil menerima benda tersebut. Sapu tangan ini spesial bagiku, karena ini adalah hadiah yang diberikan raja kepadaku.

"Kalau boleh tahu siapa namamu??" tanyanya sambil menjulurkan tangannya.

"Hmmm nama ku Michelle.." jawabku.

"Aku Richard.."

"Maaf, aku permisi dulu.." kataku sambil bergegas pergi meninggalkan dia.

Beberapa hari kemudian ketika ku datang ke bar itu lagi aku bertemu dengannya, memang akhir-akhir ini aku selalu datang ke tempat seperti ini pada saat waktu liburku, sebenarnya aku tidak boleh pergi kemana-mana, tapi dengan sembunyi-sembunyi aku bisa pergi ke luar istana.

Dia menghampiri ku kembali, karena aku bosan maka aku menanggapinya tidak sedingin hari pertama kami bertemu. Kami banyak berbincang pada hari itu sambil minum-minum, ternyata dia pendengar yang baik, ketika ia mendengar bahwa aku ada selir raja dia tampak sedikit kaget akan tetapi dia tidak merasa takut untuk mendekatiku.

Setelah hari itu kami sangat sering bertemu, aku cukup senang karena bisa menemukan orang yang bisa aku curahkan isi hatiku. Setelah beberapa bulan kami dekat aku merasa bahwa dia adalah pria yang bisa kuandalkan nantinya, mungkin setelah aku tidak bekerja sebagai selir lagi aku bisa hidup dengannya.

Hingga pada hari itu dimana dia menyatakan cinta kepadaku, aku sungguh kaget dengan keberaniannya, padahal ia tahu sendiri tentang pekerjaan dan hidupku, aku tidak bisa hidup seperti orang biasa. Akan tetapi dia berhasil meluluhkan hatiku, dia berjanji akan menungguku selamanya, mendengar hal itu aku menangi terharu.

Pada akhirnya aku dan dia resmi menjadi sepasang kekasih, kini aku harus membagi hati ku untuk dua orang yang kucinta, meskipun raja terkadang kasar kepadaku tapi dia tetaplah sesosok yang aku cintai, karena hanya beliaulah aku bisa mendapat sosok dan figur, ayah, kakak dan kekasih hati. Tapi kini aku mempunyai dua orang yang bisa memberiku kenyamanan.

Hubungan kami berjalan dengan baik, ketika aku libur tugas aku bisa menghabiskan waktu ku dengan dia, meskipun aku harus bersembunyi dari orang-orang istana, bahkan dari teman-temanku sesama selir. Dan tibalah hari itu dimana ia melamarku dan ingin menikahi ku, bagaikan tersambar petir rasanya ketika aku mendengar permintaannya. Bukannya aku tidak mau, akan tetapi aku belum bisa, padahal dia sudah janji akan menunggu ku selama-lamanya.

"Kenapa tiba-tiba kau bicara seperti itu??" jawabku..

"Memang kenapa? Hubungan kita sudah cukup lama, aku ingin lebih serius tentang hubungan kita, aku tidak ingin menganggapmu sebagai teman tidur saja.." kata dia sambil memegang bahuku.

Aku kaget mendengar ucapannya tersebut.

"Jadi.. Kau selama ini menganggapku sebagai teman tidur saja?" tanyaku sambil meneteskan air mata.

"Bukan begitu.. Aku hanya ingin kita hidup bersama, aku ingin kau berada disisiku selalu.." jawabnya.

"Tapi bukankah kau sudah berjanji akan menungguku selamanya, kau kan tahu pekerjaanku seperti apa, aku tidak bisa begitu saja berhenti.. Kenapa kau tidak mau memahamiku?" kataku lagi.

"Ya aku tahu, maafkan aku, tapi kumohon usahakanlah secepatnya.. Apa lebih baik kita kabur saja?" ajaknya nekat.

"Kau gila ya? Kita tidak boleh melakukan hal tersebut, kalau kita kabur bagaimana dengan nasib keluargaku? Aku tidak ingin mencelakakan mereka.."

"Bagaimana kalau kau memberikan ini kepada raja?" pintanya sambil memberikan aku sebuah bungkusan kecil.

"Apa ini??" tanyaku.

"Ini adalah racun sayang.." katanya tenang.

"Kau gilaaaa ya??" kataku marah.

"Yaaaa, aku tergila-gila padamu.." katanya sambil menempelkan bibirnya ke bibirku.

Mendapat perlakuan tersebut darinya aku pun langsung kehilangan kendali, entah kenapa setiap ia mencium bibirku, aku selalu merasa hilang kesadaran. Bagaikan sebuah boneka tali akupun tak berkutik dibuatnya. Kamipun melakukan hal itu sampai larut malam, ini bukanlah pengalaman pertama kali ku dengannya, tapi entah kenapa aku merasakan sensasi yang lebih dari biasanya.

Keesokan paginya aku bersiap-siap kembali ke istana, aku harus pergi sebelum matahari terbit. Kulihat ia tertidur dengan pulas, lalu kukecup dia dan aku pergi meninggalkannya. Aku pun bergegas kembali ke istana, karena hari ini adalah hari dimana aku bertugas.

Pada malam harinya aku pun melayaninya seperti biasa, ketika aku mengambil sebuah minuman untuknya aku teringat tentang benda yang diberikan Richard kepadaku, lalu aku mencampurkan minuman itu dengan benda tersebut. Ketika raja selesai meminumnya tiba-tiba terjadi hal yang aneh kepadanya, dari mulutnya keluarlah busa bercampur darah, wajahnya berubah warna menjadi keunguan dan dari lubang hidung dan telinganya keluar darah.

Aku yang melihat tersebut sangat kaget, secara refleks aku pun berlari keluar kamar dan meminta bantuan kepada penjaga. Entah kenapa aku tidak bisa mengingat apa-apa, tiba-tiba saja aku berada di kamar raja, dan melihat kejadian itu. Nyawa raja tidak tertolong, dan beliau pun menghembuskan nafas terakhirnya. Lalu mereka menangkapku, aku pun tidak paham kenapa tiba-tiba ini terjadi, aku tidak bisa mengingat apapun.

================

Pov Jeniffer Hofmann

"Begitulah..." kataku setelah bercerita panjang..

"Hmmm, jadi wanita ini memang yang melakukannya, tapi dia disuruh oleh seorang pria.." kata Lord Gilroy.

"Seperti apa wajah pria tersebut?" tanyanya kepadaku.

"Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, semuanya tertutup kabut.." jawabku.

"Tentu saja tidak bisa, karena wanita ini secara sekejap lupa dengan semua yang ia alami beberapa bulan terakhir.." timpal tuan James.

"Wanita ini sudah dikendalikan dari awal pertemua mereka.." sambungnya kembali.

"Bagaimana dengan pemilik bar? Apakah dia bisa ingat tentang wajah tamunya?" tanya Lord Gilroy pada tuan James.

"Tentu saja tidak, pria ini sangat hebat, dia bagaikan hantu. Eksistensinya adalah nihil" jawab tuan James.

"Kita tidak bisa berbuat apa-apa.." sambungnya kembali.

"Cih.. Baru kali ini aku menemukan hal seperti ini..." kata Lord Gilroy kesal.

"Kalau begitu eksekusi wanita ini beserta keluarganya..." perintah Lord Gilroy.

Aku kaget mendengar hal tersebut, memang wanita itu yang melakukannya tapi pada saat itu ia berada dibawah kendali orang lain, apalagi sampai mengeksekusi keluarga dari wanita ini. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, walaupun aku tahu pelaku utamanya siapa, sepertinya pada akhirnya wanita itu tetaplah akan dieksekusi.

Akhirnya penyelidikan selesai, setelah aku masuk kedalam pikiran wanit tersebut aku menjadi lelah sekali. Selesai penyeledikan kami semua dijamu istana, sungguh acara makan malam yang mewah sekali. Setelah makan aku diantarkan pelayan untuk beristirahat di kamar yang sudah disiapkan, besok kami harus pulang ke Arcana.

Keesokan harinya kami berpamitan kepada Ratu, dan sesuai janji kami mendatangi Pie di akademi tempat ia belajar. Sebelum bertemu dengannya tuan James berpesan kepadaku agar aku tidak bercerita tentang hasil penyelidikan itu. Akhirnya aku bisa bertemu dengan Pie, sudah berbulan-bulan kami tidak bertemu, sungguh rindu rasanya..

Bersambung..

Tidak ada komentar: