27 Feb 2016

Tales of Ferdia: Chapter 18

CHAPTER 18
JALAN BUNTU

============
Pov Pjerre Swanhill

Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kami harus pergi, aku tidak mengerti. Aku dan Bowie mengendarai kuda dengan cepatnya. Bowie membimbing ku dari depan, kami berkuda di kegelapan malam tanpa penerangan apapun dan dengan kecepatan maksimal, itu hal yang sangat sulit dilakukan. Setelah beberapa jam kuda kami berlari sampai juga pada batasnya, lalu kami memutuskan untuk beristirahat disebuah pedalaman hutan.

"Apa kita sudah aman??" tanyaku kepada Bowie.

"Sepertinya, kita sudah cukup jauh dari Whitehill, dan lebih baik kita beristirahat sebentar, dan nampaknya matahari sebentar lagi akan terbit.." jawabnya.

"Yah, aku juga sudah sangat lelah.. Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku harus lari??" tanyaku.

"Aku juga tidak tahu Pi, walau aku belum lama mengenal kak Joseff, tapi nampaknya perkataannya sangat serius, dia orang yang sangat tenang pada kesehariannya, tapi kali ini tampak berbeda."

"Terima kasih Bowie, karena kau telah menemaniku.."

"Sudahlah.. Kita ini kan teman, kau juga akan melakukan hal yang sama kan?" balasnya.

"Hmmm gimana ya? Tidak juga sih.." jawabku bercanda.

"Haaaaa.. Kau ini.." balas Bowie sambil memukul bahu ku.

Kami berdua beristirahat tanpa tertidur, walaupun mata ku sudah sangat berat sekali, tapi tidak mungkin kami bisa tidur nyenyak, apa lagi matahari akan terbit beberapa jam lagi. Matahari pun telah terbit, kami pun melanjutkan perjalanan kami, kali ini kami berjalan dengan kecepatan sedang, karena kami berada di dalam hutan yang dipenuhi pohon-pohon yang besar.

"Ahh, kau dengar itu Pi??" tanya Bowie kepadaku.

"Suara apaa??" tanyaku heran, aku tidak mendengar apapun..

"Coba berkonsentrasi lah, kau pasti akan mendengarnya.." 

"Hmmm, sepertinya aku mendengar suara air... Apa itu yang kau maksud??" jawabku. Memang aku  mendengar sebuah suara aliran air, dan sepertinya ada sungai dengan arus yang cukup kencang disana.

"Yaa.. Ayo kita kesana.." ajak Bowie.

Akhirnya sampailah kami di pinggiran sungai, ternyata sungai itu cukup lebar dan arusnya kencang.

"Apa kita akan menyebrang?" tanyaku.

"Sangat berbahaya Pi, kuda kita tidak akan sanggup melewatinya.." 

"Sepertinya ini sungai Arbor.. Berarti kita sudah berada di selatan Whitehill.. Jika kita berjalan melawan arus ini, kita akan sampai ke baroni Dunhill, dan jika kita berjalan mengikuti arus sungai maka kita akan kembali ke Whitehill.." kataku.

"Bagaimana kau bisa tahu itu?" tanya Bowie kepadaku.

"Yah, aku pernah melihat peta daerah sini, dan aku sedikit hapal dengannya.." jawabku.

"Lantas apa yang harus kita lakukan, kita tidak boleh keluar dari kandang singa dan masuk ke mulut buaya. Pergi ke Dunhill adalah ide terbodoh.."

"Kau benar, oleh karena itu kita harus menyebrangi sungai ini.. Tapi bagaimana caranya??" tanyaku.

"Kau pikirkan saja dulu Pi sambil beristirahat, aku akan mencari ikan dulu untuk perbekalan kita, tidak mungkin kita membuat api disini, pasti akan terlihat.."

Lalu aku pun memikirkan berbagai cara untuk menyebrangi sungai, seandainya saja aku mempunyai peta tentang daerah sini, mungkin aku bisa mendapatkan jalan alternatif. Selagi Bowie sedang menangkap ikan, aku pun tertidur pada saat itu juga.

"Pii bangun..." terdengar suara Bowie membangunkanku.

"Ahhh maaf, aku tertidur.." jawabku tergesa sambil bangun dan menuju sungai untuk mencuci muka ku.

"Aku sudah mengumpulkan ikan, sepertinya cukup untuk sampai nanti malam.." 

"Bagaimana Pie? Kau sudah mendapat jawabannya?" sambung Bowie.

"Tidak..." jawabku.

"Ya ampun, lantas apa yang akan kita lakukan sekarang.." Bowie berkata sambil menepuk jidatnya lalu mengacak rambutnya.

"Kita terperangkap, terpaksa kita harus menuju Dunhill, dan menyebrangi sungai melalui jembatan yang ada disana.." kata ku dengan tenang.

"Yaaaa sepertinya tidak ada jalan lain Pie.."

Bersambung~

Tidak ada komentar: