16 Feb 2016

Tales of Ferdia: Chapter 17

CHAPTER 17

PELARIAN

========


#Pov Josef Swanhill

Suasana di istana kerajaan sangatlah panas karena terdapat 2 kubu yang saling bersitegang. Hari ini adalah tugasku berjaga agar jalannya rapat para petinggi negara aman dari gangguang pihak luar. Kenapa aku bisa berada disini? Jadi aku dipinta oleh Lord Gilroy yang memiliki jabatan sebagai spymaster di kerajaan ini untuk mengawalnya. Aku bingung kenapa beliau memintaku pada saat itu, tapi anehnya pimipinanku Ser Henry Donovan memberikan ku izin.

Jalannya rapat cukup lama, banyak sekali hal yang mereka bicarakan, disana kudapati ada Lord Gilroy (Spymaster), Ratu Aeryn (Regent/pengganti Raja sementara), Lord Rohan Blackwood (Marshal), Lord Alan Rickmann (Kanselir), dan Lord . Hingga saat itu dibacakanlah sebuah surat wasiat yang telah ditulis beberapa tahun lalu, dan harus dibaca jika beliau telah wafat. Surat tersebut dibacakan oleh Lord Rohan, kira-kira seperti ini isi suratnya;

"Sejujurnya aku sangat terpukul disaat kelahiran putri pertamaku beberapa tahun lalu, bukan karena istriku tidak melahirkan seorang anak laki-laki, tetapi karena dia tidak akan bisa melahirkan kembali, jika dipaksakan untuk melahirkan kembali, maka akan berbahaya bagi nyawa ibu dan anaknya. Sejak kejadian itu entah kenapa aku lebih memilih untuk menjauhi dirinya, karena aku tidak sanggup melihat penderitaannya. 

Tapi ada satu wanita yang merubah duniaku, dia adalah wanita yang cantik dan penuh semangat, aku sangat kagum melihatnya meskipun dia hanyalah seorang pembantu disini. Aku jadi teringat dengan ibuku saat aku masih kecil dulu, wanita itu sangatlah mirip dengan ibuku. Setelah sering bertemu dengannya aku merasa aku jatuh cinta kepadanya, dia sangat berbeda dari semua selir yang kumiliki. Tapi beberapa bulan yang lalu wanita itu telah pergi entah kemana, dan baru kuketahui dari jaringan informasi ternyata wanita itu mengandung anakku, dan kudengar anak itu adalah seorang laki-laki, mungkin dia bisa menjadi penerusku, tapi Lord Gilroy memberiku nasihat agar tidak mencarinya, karena akan membahayakan nyawanya.

Dan untuk terakhir, dengan penuh keyakinan aku telah memtuskan anak itu untuk menjadi King of Ferdia dimasa depan menggantikanku, aku tidak akan tidur tenang jika adikku yang harus menjadi seorang raja, dia adalah pilihan paling terakhir jika dibandingkan anak haramku atau cucu ku kelak yang akan dilahirkan putriku.

Tertanda, King of Ferdia

Gerald of Rivera."

"Ssssiapa? Siapa wanita itu Lord Gilroy??" bentak Ratu Aeryn kepadanya.

"Wanita itu bernama Olive Swanhill, dia dulu bekerja disini sebagai pembantu." katanya pelan.

Mendengar pengakuan tersebut sontak membuatku kalut, itu adalah nama bibiku, jadi Pjerre sepupuku adalah anak haram dari raja Gerald? Ternyata karena hal ini Lord Gilroy mengajakku untuk menjadi penjaganya.

"Tidak bisa diterima!!" bentak Lord Rohan Blackwood.

"Ini adalah sebuah penistaan, meski dia anak kandung raja, tapi anak hasil diluar pernikahan sah adalah haram! Aku akan cari anak itu!!" sambungnya.

"Tenanglah Rohan!! Kita tidak boleh gegabah, setelah meninggalnya raja banyak pihak yang saling bersitegang karena masalah ini, kau harus dinginkan kepalamu!!" balas Lord Gilroy menenangkannya.

Akhirnya keadaanpun mencair kembali, semuanya menjadi tenang. Tapi aku yang telah mendengar itu semua merasa takut, untungnya hanya Lord Gilroy yang tahu jika aku masih punya hubungan dengan wanita tersebut. Memang Lord Gilroy ini memiliki banyak koneksi, banyak informasi yang ia simpan, dan semua informasi itu adalah sebuah asset berharga kerajaan.

Rapatpun telah selesai, Lord Gilroy mendatangiku lalu dia menepuk pundakku, seakan dia memberi tanda harus melakukan apa yang aku pikirkan, dengan segera aku langsung menuju ke stable (kandang kuda) untuk membawa kuda dan menuju ke asrama Pie berada. Sesampainya aku bertemu Bowie, dan dia memberitahu dimana keberadaan Pie. Melihat wajahku yang tegang dia bertanya kepadaku, lalu kujelaskan dengan singkat kepadanya dan kusuruh dia membawa kuda tersebut ke belakang gedung agar mereka bisa lari.

Akupun bergegas menuju kamar dimana dia berada. Aku meneriaki dia, dan menyuruhnya untuk pergi dengan segera. Kamipun lari menuju kuda dan Bowie berada.

"Kalian pergilah dari sini.. Kalian jangan pulang ke Windsor, pergilah sejauh kalian bisa.." perintahku kepada mereka.

"Aku tidak mau pergi kalau kakak tidak menjelaskan apapun kepadaku!!" bentak Pie kepadaku.

"Maaf Pie, tapi nyawamu dalam keadaan berbahaya.. Kau pergilah sekarang, karena aku juga mempertaruhkan nyawaku sekarang.. Orang itu pasti takkan diam saja.." jelasku.

"Siapaa?? Siapa orang itu? Apa yang telah terjadi?" tanyanya.

"Sudahlah Pie, kita turuti saja perkataan kak Josef. Sepertinya ini adalah masalah yang gawat.." sambung Bowie.

Akhirnya merekapun pergi, dan aku langsung bergegas kembali ke barrack, sesampainya disana aku telah disambut oleh Lord Rohan dan beberapa anak buahnya, aku langsung dihajar mereka dan ditangkap, karena aku telah menyuruh kabur Pie. Lebih baik aku mati karena melindingi Pie daripada Pie yang mati karena ketidaktahuannya, bahkan dia tidak pernah bertanya siapa orang tua kandungnya. Setelah mereka puas manghajarku hingga babak belur, akupun dibawa ke penjara bawah tanah yang gelap dan juga dingin, mungkin ini adalah akhir dari hidupku.

Bersambung~

Tidak ada komentar: