Suatu hari dan di suatu kota tinggalah dua seorang sahabat bernama Husein dan Ahmad. Mereka berteman sejak taman kanak kanak hingga sekarang telah lulus sma mereka selalu bersama. Selalu satu sekolah , selalu sekelas, selalu sebangku *kok bisa ya? bisain ajalah yang ngarang gua kok*.
Husein anaknya cukup nakal pernah suatu hari di bulan ramadhan yang panas Husein diam diam minum air yang berada di dapur, lalu ibunya yang sedang tidak puasa itu memarahi Husein karena Husein meminum air yang sebenernya sudah di campur obat pencahar milik ibunya itu, karena sudah 3 hari ibunya tidak bab. "Husein, kamu liat air ibu ga?" Teriak ibunya Husein, "Hmm enggak mam, enggak liat kok" Bantah Husein. "Bohong kamu di rumah ini kan cuma ada kamu sama ibu kamu ini puasa puasa malah bohong, masa iya setan yang minum?". "Ih suer deh mam Husein gak minum, Husein kan lagi puasa mam! Emangnya air apa sih yang mam maksud?" Tanya Husein. "Itu air udah ibu campur sama obat pencahar, soalnya ibu udah 3 hari gak bab sen. Serius kamu gak liat? Yaudah deh ibu buat lagi". "What the f? obat pencahar? Aduuuhduh perut gue sakit anjrit kualat gua" Bisik Husein dalam hati. "Mam aku pergi dulu ya?" "Hey Mau kemana kamu sen?"Tanya Ibunya. "Husein mau ke wc mam perut Husein sakit aduhhh pasti gara gara air punya mam nih ahelah" Teriak Husein keceplosan. "Tuhkan ternyata kamu ya pelakunya! Dasar bocah bandel kamu sen!!" Karena kesal Husein telah buka puasa diam diam dan berbohong maka ibunya Husein menjewer Husein sampai Husein berdiri jinjit. "Adaww mam sakit mam sakit...Ampun gak lagi lagi deh mam ehhh mam Husein cepirit mam huaaaaaaaaa".
Sedangkan Ahmad anaknya alim rajin shalat di mesjid, mengaji dan mengikuti kegiatan majelis remaja mesjid. Dan suatu hari saat mereka masih kelas 2 Sma ketika Ahmad hendak ke mesjid dia berpapasan dengan Husein di depan gang. "Wo mad! Mau Kemana lo?" Tanya Husein. "Ana Mau Ke Mesjid Sen, Anta mau ikut?" Ajak Ahmad. "What? Ke Mesjid? Gak level lah yaw!" "Astagfirullah nyebut kamu sen nyebut" Kata Ahmad. "Iye iye deh gua nyebut but but butttttttt eh mad mau rokok kagak lau?" Husein menawari Ahmad sebungkus rokok filter. "Ah gak mad makasih ana lagi puasa senin kamis lagian ana gak ngerokok mending uangnya kita tabung atau di gunakan untuk sedekah sen" Kata Ahmad. "Halah ga usah ceramahin gua mad, uang uang gua ini kok lo yang ngatur? Terserah gua lah mau pake apa? Mau beli rokok kek mau beli mobil kek hak hak gua gak usah kaya banci deh mad masa ngerokok aja kaga berani". "Astagfirullah sen , anta pernah liat gak banci yang di salon depan komplek? Dia kan ngerokok juga berarti anta banci dong" Ledek Ahmad kepada Husein. "Kok lo songong sih mad? Lo gak asik tau ga? Kita temenan dari tk bro, ngapa lo kaku banget sekarang". "Bukan gitu sen" "Bukan apa?" Timpal Husein. "Kan kita itu orang susah buat sekolah aja pas-pasan masa iya pengeluaran kita di tambahin sama hal gak berguna gitu, Yaudah ana pergi dulu ya Assalamuallaikum" Pamit Ahmad kepada Husein. Lalu si Husein pun berpikir tentang apa yang di katakan Ahmad barusan, dia sadar kalo selama ini dia salah dia menyesal dan benar kata Ahmad selama ini dia telah membakar uangnya sendiri. Hitung saja Husein dikasih uang oleh ibunya sepuluh ribu perhari dan untuk uang rokok 2 hari saja ia mengeluarkan delapan ribu rupiah apakah itu tidak pemborosan. "Woy mad lo mau nungguin gua ga? Gua mau ikut ke mesjid nih dan mulai hari ini gua mau jauhin yang namanya rokok, soalnya gua pernah baca rokok itu awal dari pengenalan kita terhadap minuman keras dan narkoba." "Alhamdulillah deh sen kalo anta dah sadar yaudah ana tungguin anta di sini deh, jangan lama lama ya sen".
Sepuluh menit berlalu Husein yang telah berpakaian muslim rapih dengan menggunakan kopiah dan sarung itu mendatangi Ahmad. "Yuk mad kita ke mesjid sekarang" Ajak Husein. "Yuk ah" Lalu Ahmad dan Husein berjalan ke mesjid untuk mengikuti pengajian di mesjid.
~SELESAI~
Jadi dari cerita diatas kita bisa menyimpulkan bahwa yang selama ini Husein lakukan adalah hal yang sia sia dia sering cabut sekolah untuk bermain game di warnet, merokok, dan berbohong pada orang tuanya. Semua itu hanyalah bisikan syaitan yang terkutuk jadi anggap saja angin lalu. Karena derajat kita lebih tinggi dari syaitan seharusnya kita tidak boleh mengikuti kemauan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar