20 Jan 2016

Tales of Ferdia: Chapter 2

CHAPTER 2

HARI YANG MERUBAH HIDUPKU PART 2


======
"Hey Pie, lihat itu.." seraya Jen menunjuk ke sebuah ukiran di dinding.

Ukiran? yah itu adalah sebuah ukiran yang aneh. Ukiran itu berbentuk sebuah pria raksaksa yang memiliki kaki seperti kuda, lalu kepalanya berbentuk singa, dan ada ular yang muncul dari belakang tubuhnya, yang kemungkinan ular itu adalah ekornya.

"Mahkluk apa ini Jen? Aku sama sekali tidak tahu ada mahkluk seperti ini.." tanyaku penasaran.

"Entahlah Pie, ternyata benar, mimpiku benar-benar nyata Pie".

Jennifer nampak ketakutan, aku tidak tahu fenomena apa yang Jen alami ini, aku bertekad akan mencari tahunya besok. Mungkin tabib di daerah kami mengetahui tentang hal ini, entahlah.

"Hey Jen, hari sudah semakin gelap, lebih baik kita pulang sebelum malam datang" ajak ku.

"Baiklah, Pie, tapi tak bisakah kita berduaan lebih lama lagi disini? Hmm, Pie, aku ingin mengatakan sesuatu padamu, tapi aku.. aku malu".

"Kau mau bilang apa Jen?" tanya ku penasaran.

"Akuuu... akuu..".

*DUAAR* terdengar suara petir keras sekali dari luar gua itu, hujan turun dengan derasnya, aneh sekali, padahal cuaca tadi siang sangatlah cerah.

"Waaah, hujan, bagaimana ini Jen? Eh, omong-omong kamu mau bilang apa tadi?". tanyaku polos.

"Huff, tidak jadi" ketus Jen. "Eh, bagaimana ini Pie, kita tidak bisa pulang, aku takut dengan petir Pie".

*Kriuuuk* terdengar suara aneh dari perut Jen, ah mungkin dia lapar pikirku, untung saja tadi aku membawa bekal sebuah roti dan sepotong keju dari rumah, lalu aku membagi dua bekal itu untuk disantap aku dan Jen. Kami pun memakan bekal itu berdua sambil bercerita banyak hal, mulai dari cerita-cerita lucu saat kami masih kecil dan cerita keseharian kami.

Setelah hujan reda, aku dan Jen bersiap-siap untuk pulang ke rumah, akan tetapi keadaan di luar sangatlah gelap dan dingin. Lalu kami berdua memutuskan untuk beristirahat di dalam gua tersebut.

"Hey, Pie.. Kamu belum tidur? Aku.. aku kedinginan nih." tanya Jen sambil tidur membelakangi ku.

"Ah Jen, iya aku juga merasa kedinginan, maaf yah Jen, persiapan ku kurang, aku tidak membawa kayu yang bisa dibakar, cari di luar pun kayu sudah basah semua, mustahil untuk dibakar." jawabku.

"Piee." lalu Jen membalikan badannya kehadapanku, ia mendekati ku dan memelukku dari belakang. Aku merasa kaget dengan hal itu, dengan sigap akupun membalikkan badan ku menghadap Jen. Betapa kagetnya aku ketika berbalik badan kearahnya, ternyata dia sudah tertidur pulas. Aku pun tersenyum melihat wajah polos Jen yang sedang tertidur itu. Dan aku pun memutuskan untuk memejamkan mataku, dan kami berdua tertidur sambil berpelukan, kami tidak merasa kedinginan di malam itu.

Bersambung..

Tidak ada komentar: