30 Jan 2016

Tales of Ferdia: Chapter 9

CHAPTER 9

SELAMAT DATANG

=========== 
Pov Pjerre Swanhill
Kota Whitehill

"Wah, seperti ini kota Whitehill? Kota ini lebih megah daripada Windsor" kataku kagum saat melihat kemegahan kota Whitehill.

"Haha tentu saja Pie, kau lihat tempat itu? Itu adalah istana kerajaan, disana tempat raja singgah." kata kak Josef sambil menunjuk kearah bangunan besar tersebut.

"Apakah aku bisa masuk kesana ya?" tanyaku penasaran.

"Tentu saja bisa, jika kamu bersungguh-sungguh didalam akademi militer, kalian bisa saja menjadi Jenderal, itu bukan hal yang mustahil jika kalian serius dalam menggapainya." kata kak Joseff menyemangati kami.

"Yasudah, ayo kita ke penginapan dulu, besok akan aku antar kalian untuk daftar." sambungnya kembali.

Lalu kami bertiga menuju ke penginapan, sesampainya disana kami langung mandi, berganti pakaian, dan makan. Kak Josef minta izin untuk pami sebentar, karena dia harus melapor kembali ke markas, lagi pula dia juga tinggal di Barrack jadi kami dititipkan di penginapan ini.

======

Keesokan harinya pagi-pagi sekali kak Joseff sudah menjemput kami, setelah bersiap-siap kami langung menuju ke akademi militer, disana sudah banyak orang yang mendaftar, kebanyakan yang mendaftar berusia dibawah 17 tahun, dan tidak sedikit pula yang berusia diatas 17 tahun.

Kami semua dipersilahkan untuk mengisi biodata kami, setelah mengisi biodata kami dipersilahkan untuk menunggu. Sambil menunggu kami berbincang banyak hal, kak Josef memberi tahukan pada kami biasanya setelah ini akan dilakukan tes fisik, jadi kami harus bersiap-siap dan jangan kebanyakan makan.

"Hei senior Josef, itu kah kedua anak yang kau bawa?" tanya seorang yang tak ku ketahui namanya.

"Yah.. Kau yang akan menguji mereka ya?" jawab kak Josef.

"Yah, hari ini hari pertama ku bertugas menjadi penguji, mohon kerja samanya." kata orang itu sopan.

"Nah, kalian berjuanglah, aku harus pergi dulu.. Aku akan kembali lagi nanti sore.." kata kak Josef sambil berpamitan.

"Ya doakan kami" kata ku dan Bowie bersamaan.

Setelah beberapa menit kami menunggu akhirnya datanglah seorang yang berwajah tegas menghampiri kami semua.

"Selamat Datang semua!! Pada hari ini kalian adalah seorang calon prajurit.. Tentu saja kalian yang berada disini pasti sudah memilik tekad dan persiapan yang matang.. Jika kalian merasa tidak sanggup silahkan mundur, dan kembalilah lagi semester depan." Katanya tegas.

"Jadi pada ujian pertama ini kalian akan berlari sepanjang 10km. Yang tidak siap silahkan pulang saja, yang sudah siap silahkan ikuti saya." sambungnya lagi.

Lalu kami semua mengikuti pria tersebut, dan sampailah kami di sebuah lapangan, di lapangan tersebut terdapat lintasan lari sepanjang 1000 meter, berarti kami harus lari sebanyak 10 putaran. Apalagi pada saat tengah hari seperti ini, pasti akan banyak yang tidak sanggup, begitu pikirku.

"Kau kenapa Pie?" tanya Bowie kepadaku.

"Ahh tidak apa-apa." jawabku.

"Kamu tidak kuat ya?" tanyanya meledek ku.

"Haha, tenang saja, aku sudah latihan fisik berat selama seminggu terakhir, bagaimana dengan mu? Sepertinya kamu terlalu banyak makan tuh" ledek ku tak mau kalah.

"Hufft, biar badan ku gemuk seperti ini, tapi aku sudah terbiasa berlari mengejar hewan buruan. Kau tenang saja Pie." katanya percaya diri.

"Jadi peraturannya simpel, kalian harus lari sebanyak 10 putaran, setiap putaran kalian harus mengambil batu ini, lalu kalian simpan di tas yang sudah kami siapkan, pakailah tas itu, didalamnya sudah terdapat batu, jadi jika kalian bisa mengumpulkan 11 batu, itu tandanya kalian lulus dan maju ke seleksi berikutnya" kata pria tegas itu menjelaskan pada kami.

Semua peserta langsung terkejut mendengar penjelasan tersebut, lalu kami semua mengambil tas yang sudah terisi batu tersebut, dan ternyata batu itu lumayan berat, perkiraanku batu tersebut seberat 1kg. Lalu kami semua diarahkan menuju garis start dan disuruh bersiap-siap.

"Bersiap?? Mulai," kata pria tegas itu sambil melempar kain keatas.

Mendengar aba-aba tersebut dengan serentak kami semua berlari, dan tak kusangka ternyata sulit juga berlari di tengah siang hari seperti ini, apa lagi dengam membawa beban yang akan terus bertamabah seiring waktu, apakah aku mampu berlari sampai selesai??

Bersambung

Tidak ada komentar: